Minggu, 30 Desember 2012

the magic moment of bazar FLP Maros



Pagi-pagi sudah dipusingkan dengan dana yang minim, ditambah lagi dengan panitia bazaar yang tak konfirmasi mengenai kupon. Saya mulai dihinggapi rasa putus asa, menyerah pada keadaan. Saat itu, meski dengan perasaan yang sudah campur aduk. Satu sisi ingin mensukseskan kegiatan, disisi lain malah ragu dan tidak percaya pada diri sendiri. Namun, lagi-lagi saya percaya akan adanya the magic moment disaat-saat genting ketika selalu yakin disertai niat yang tulus. Ternyata hal demikian terjadi lagi, Allah memudahkan dengan mengirimkan teman-teman Non-FLP yang notabene memiliki pengetahuan yang lebih jauh mengenai bazaar. Bahkan mereka rela meluangkan waktunya mengurus segala sesuatunya tanpa pamrih. 

Thanks for fakhira riska, nurjannah darwis, ismha, lisa…jerih payah kalian tercatat dalam buku sejarah FLP maros. Bazaar warna warni akhir tahun menjadi penutup tahun yang sangat berkesan dengan warna yang kalian bawa. 

Tak akan pernah tercoret dalam sejarah memoriku bahkan dalam sejarah FLP, cerita kalian. Teringat moment itu, ada kelucuan tersendiri. Ketika saya menemani sang koki bazaar (fakhira riska) belanja ke pasar, serasa belanja yang dibatasi dengan waktu. Saling kejar-kejaran. Maklum saya jalannya lambat, terpaksa ketinggalan terus. Hal lucu kedua, juga menemani sang koki belanja. Namun kali ini, harus berhadapan dengan hujan yang cukup deras. Belum jauh kami meninggalkan pesantren, tiba-tiba butiran Kristal bening telah menyapu lembut wajah dan sekujur tubuhku. Akhirnya ikha memutuskan untuk berteduh tepat didepan toserba tak jauh dari pesantren. Sambil menunggu hujan reda, kami mengintip kedalam box es krim. Nyummmiiii, terlihat sangat menggiurkan. Sang kokipun mengajak saya untuk membeli, tapi saat itu saya sama sekali tak membawa uang sepeserpun kecuali dana bazaar. Berusaha menahan rasa ingin, tapi lagi-lagi ikha mempengaruhi untuk beli. Terpaksa deh beli pinjam dana bazaar. Eiittsss, jangan salah saya ganti nah.hehehe. kamipun menikmati es krim rasa coklat di hibur dengan suara gemericik hujan yang begitu mendayu-dayu…suap demi sesuap akhirnya sebungkus es krim habis kami santap, tanpa sedikitpun mengingat teman-teman yang sedang sibuk di lokasi bazaar. Saking menikmatinya, saya tak menyadari jika hujan telah reda. Kamipun melanjutkan perjalanan ke pasar, tak butuh waktu lama. Kami telah tiba di pasar batangase. meski hujan, tak menyurutkan semangat dan niatku berbelanja. Demi sebuah tanggung jawab…
Akhirnya tiba waktu yang kami tunggu-tunggu, tepat pukul 18.00 satu persatu tamu bazaar berdatangan. Yang kebetulan juga saat itu dirangkaikan dengan launching buku ‘catatan hati uak’. Hingga diluar dugaan, kami kewalahan melayani tamu yang melebihi batas perkiraan. Meskipun tak semaksimal yang kami harapkan, namun kami tetap bersyukur terutama saya secara pribadi selaku ketua panitia saat itu. Semua bisa berjalan lancar, aman dan tenang.

Alhamdulillah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar