nayra masih termenung sambil menelusuri jalan yang mulai sepi dari keramaian tadi sore, maklum sepanjang jalan sinjai borong memang sudah jadi tempat mangkal yang rutin, setiap sore diramaikan para gadis-gadis yang ngumpul bareng ganknya. cuma sore tadi nayra tidak sempat ikut bergabung. makanya sehabis shalat magrib, nayra pamit keluar.
sambil memandangi langkah-langkah kakinya, perlahan-lahan hembusan angin dingin mempermainkan rambutnya yang hitam mengkilap. ''sejuk juga malam ini,''desah nayra dalam hati. sesaat kemudian nayra memutuskan kerumah sahabatnya si anti.
''AssalamuAlaikum....seketika pintu terbuka.
''oh nayra, cari anti ya, wah sayang antinya enggak ada tuh, belum pulang dari tadi siang, duduk dulu deh!'' ujar fulanah salah satu teman kostnya anti
''oke deh lan,makasih ! bilang ajha sama anti tadi nayra datang.''ucap nayra pada fulanah lalu permisi pulang.
baru beberapa langkah nayra berjalan tiba-tiba ada yang memanggil, nay..nay..tungguin dong!.
''eh, kamu rin..ada apa? tumben..''iya neh aku baru mau kerumah kamu tapi kebetulan kamu disini jadi enggak perlu repot-repot kan kerumah kamu, yah...maklumlah enngak punya banyak waktu.hehe,'' sahut rini salah satu teman nongkrong nayra yang super ribut.
''apaan seh rin, palingan kamu mau curhat tentang cowok lagi kan ?'' cowok?? udah lewat non,...sambil mengambil seseuatu dari kantongnya. nih...ada surat dari andi, sorry baru aku kasih padahal udah tiga hari ditanganku. abisnya kamu...enggak pernah kelihatan sih akhir-akhir ini.kemana ajha sih...ngurung dirumah ya?'''ujar rini sambil menyerahkan sepucuk surat ke nayra.
Setelah berada ditangan, nayra mengernyitkan dahinya sebelum kemudian menghembuskan nafas dan mengambil alternative duduk, setelah itu dibacanya surat itu.
‘’sampai kapan nay, kamu mempermainkan orang terus? Apa kamu tidak kasian liat si andi sekarang ini, kamu tega membuat orang jadi tersiksa kayak gitu? Tanya rini pada nayra yang sedang serius membaca surat dari andi.
‘’hmm…entahlah Rin, sueerr deh bukan maksudku mempermainkan dia, cumin sekarang ini aku benar-benar lagi bingung mesti ngapain,’’jawab nayra pasrah sambil melipat kembali surat Andi yang baru dibacanya.
Sesaat mereka berdua sama-sama termenung, sampai kahirnya nayra pamit pulang.
‘’oke deh Rin,…aku pulang dulu, makasih ya !’’
‘’eh iya…sorry yah nay, aku terlalu ikut campur urusan kalian berdua, tapi saranku sebaiknya kamu pertimbangkan lagi keputusan kamu itu dan perlu kamu tahu Andi sngat mencintaimu, itu pasti,’’ujar Rini.
Nayra pun tersenyum, sambil melangkah pergi.
‘’nayra…aku mengaku salah jika kamu memang menganggapku salah, tapi katakana apa yang sudah tak dapat dimaafkan, apakah aku sudah kehilangan kesempatan. Percayalah…sampai sekarangpun rasa ini masih seperti dulu dan selamanya akan seperti itu. Katakanlah nayra…masih adakah cinta yang tulus kepadaku, masih adakah cinta yang tak pernah berakhir. Jangan hanya membisu…karena itu membuatku semakin tersiksa dalam ketidakpastian. Kumohon katakanlah, sekalipun itu akan menyakitkan hatiku, aku akan sanggup menerimanya.
Hhh…nayra menghela nafas panjang yang dirasakannya sangat berat. Ya Allah…apa yang harus aku lakukan? Batin nayra dalam hatinya. Jangan biarkan aku menolaknya, jangan ya Allah…namun terlebih lagi jika harus menerima kembali uluran cinta kasihnya, aku tidak ingin hal itu terjadi. Aku bingung ya Allah…aku bingung.
Perlahan-lahan nayra memejamkan matanya mencoba mengingat kembali apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan andi.
‘’jadi begini cara kamu menantiku nay..ketika aku sekolah di tempat lain dan mencoba untuk dapat berpisah sementara denganmu demi sekolahku serta rasa kepercayaan yang tulus yang kutitip padamu, ternyata dengan mudahnya kamu menghancurkan hidupku dengan pengkhianatan yang kamu ciptakan dengan indra ? sahabatku sendiri nay…omel andi dengan sangat marah.
‘’andi…dengarkan dulu penjelasanku, persoalan ini enggak sesimple yang kamu kira andi…enggak…teriak nayra berusaha membela dirinya.’’ Ah, sudahlah…apa masih perlu penjelasan darimu ? indra sendiri yang mengatakan padaku bahwa kalian sudah berhubungan selama 3 bulan terakhir ini. Surat-surat kamupun sudah banyak padanya kan ?tukas andi.
‘’nayra kaget…apa!!!suratku banyak??? Demi tuhan aku Cuma 2 kali menulis surat untuknya, itupun…
‘’ya tapi itu namanya pernah walau Cuma 2 kali, tapi cukup membuat hubungan kita jadi berantakan.’’ Ucap andi memotong pembicaraan nayra.
‘’nay…apa kamu sadar, kalau selama inikamu telah mengkhianati aku dan diri kamu sendiri ! kamu masih ingatkan janji kita berdua ? yah aku tidak menyangka kalau ternyata selama ini justru kamulah yang perlu dikhwatirkan menyeleweng , bukannya aku sperti dugaan kamu sebelum kita berpisah dulu. Dan yang buat aku sangat kecewa ternyata kamu bukan cewek yang aku dambakan, cewek setia dan tidak mudah berpaling, aku baru tahu kalau kamu itu cewek yang tidak……’’. ‘’cukup !!!’’pekik nayra tak tahan mendengar ucapan-ucapan andi yang lebih tepatnya dikatakan tuduhan yang sangat menyakitkan.
‘’oke andi…oke,kalau emang kamu sudah tidak mau dengar penjelasan apapu dariku. Tapi…satu hal yang harus kamu ingat jangan pernah kamu menganggap aku ini cewek murahan yang bias mengobral cinta kemanapun sehingga dengan mudahnya dapat mengkhianati kesetiaan. Maaf andi,…aku pantang punya sifat seperti itu’’, balas nayra kemudian lari pergi meninggalkan andi.
Sayup-sayup terdengar suara andi memanggilnya, tapi nayra terus berlari tnpa peduli andi mengejarnya dari belakang.
‘’sebel…sebel…sebel sungut nayra dalam hatinya yang begitu sakit.’’
Nayra duduk didekat jendela dan mengarahkan pandangannya keluar jendela, tatapannya hampa, kosong tak berisi, ia sama sekali tak bias mengerti mengapa andi tega menuduhnya seperti itu padahal kenyataannya tak separah itu.
Indra…yah akhir-akhir ini indra emang punya kebiasaan lain, dia jadi agak dekat dengan nayra. Memang cowok satu itu tertarik pada nayra dan itu sudah diutarakan langsung pada nayra. Tadinya nayra sempat bingung, bagaimana mesti menjawabnya sedang ia sudah memiliki dan dimiliki andi, namun…untuk menolaknyapun nayra masih ragu sebab indra itu cowok yang sangat baik, sopan dan ramah. Tak tega rasanya nayra megecewakannya. Tapi pada akhirnya nayra memutuskan untuk mengatakannya sekalipun itu akan mengecewakan hati indra, toh ia tak bias membohongi dirinya sendiri bahwa ia memang tak dapat mencintai indra. Ia hanya menganggap kalau indra itu adalah sahabat karibnya, sama halnya dengan teman-teman cowoknya yang lain yang memang dekat dengan nayra. Nayra sngat bersyukur karena ternyata indra sangat mengerti dengan keputusan yang nayra utarakan. Bahkan masih segar diingatan nayra ketika indra mengatakan ‘’berani main cinta mesti berani menerima resiko apapun, ini namanya resiko yang harus aku terima, semua keputusan ada pada kamu dan kamu sudah putuskan itu. Tapi kalau boleh, walau kita tak bias berjalan dalam cinta, aku mau minta satu hal sama kamu dan kali ini kayaknya aku maksa sama kamu tuk bilang ‘iya’ ok? Sambil kemudian indra menyatukan tangannya seperti orang memohon.
‘’emang kamu minta apaan? ,’’Tanya nayra pasrah.
‘’kamu harus mau menerimaku sebagai sahabatmu, Cuma itu kok nay…,’’jawab indra dengan lembut.
Agak terkejut nayra mendengar pernyataan itu tapi kemudian ketika ia sadar ia pun membalas senyuman andi seraya menjawab’’ hey…dari dulu sampai sekarang kamu itu sahabatku yang paling baik dan paling manis, buktinya…dikamarmu banyak semu-semutnya kan ?,’’ canda nayra sambil tertawa.
Dan itu terjadi 2 hari sebelum akhirnya ia brtemu dengan andi dan bertengkar tentang hal itu. Mengapa disaat ia baru saja menyelesaikan masalahnya karena kesetiaannya pada andi , serta berteman dengan indra seperti teman-temannya yang lain. Andi datang membawa masalah baru dengan tuduhan-tuduhan dan fitnah yang membuat nayra menjadi resah, gelisah, kesal, marah bahkan benci pad andi.
Sejak pertengkarannya dengan andi, nayra memilih mengurung diri di rumah. Ia tidak ingin kluar rumah, ia malas jika nanti harus bersua dengan andi. Entahlah…mungkin kini ia telah benci pada andi gara-gara tuduhannya itu.